CANTIK
Lantunan barazanji (puji-pujian kepada Nabi Muhammad) terdengar dari balik kamarnya. Ia memantapkan hati sebelum melangkahkan kakinya bertemu tamu undangan yang hadir saat itu. Kedua matanya berkaca-kaca, air mata yang keluar dari sepasang bola matanya itu bukan sekedar air mata kesedihan dari jiwa yang tengah gundah. Bukan semata-mata tangisan lara akibat putus cinta, air mata dan tangisan yang tertumpah karena kesedihan, sedangkan rasa gelisah mengiringinya. Ia tak berdaya menahan semua itu, maka itulah air mata dan tangisan cantik. Lantai kamarnya basah, seakan-akan baru disiramkan dengan air matanya. Tak ada siapapun di kamar, kecuali gadis ayu itu dan segala macam benda-benda yang ada di dalam sana. Ia tengah menangisi keadaan di luar sana, prosesi barazanji yang dihadiri oleh semua orang awam yang tidak pernah tahu hukum dari hal tersebut. Akhirnya ia berdoa kepada Sang Khalik agar senanti...